Jumat, 15 Januari 2010

Bahasaku Sakit

BAB I
PENDAHULUAN


A. LATAR BELAKANG
Untuk memahami bagaimana seseorang dapat menguasai kosakata seperti keadaannya sekarang ini, marilah kita melihat masa lalu. Pada saat ini, sebagai orang yang telah dewasa, kita sanggup mengutarakan pikiran dan perasaan kita melalui rangkaian kata-kata dalam kontruksi yang tidak terbilang banyak. Hal ini adalah suatu karya besar dalam kehidupan individual tiap orang, tetapi tidak pernah terlintas dalam pikiran kita untuk mengaguminya sebagai suatu karya besar.
Disini ada pengaruh kuat dari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1948 yang pernah ada yang bilang itu hanya pengaruh simbolik saja. Sumpah Pemuda antara lain memakukan dalam sejarah bahwa bahasa Indonesia menjadi bahasa perjuangan, perjuangan anti-kolonial, perjuangan untuk kemerdekaan, keadilan dan kemakmuran.
Memang begitulah nyatanya, bangsa kita ini sejak merdeka adalah bangsa yang berjuang. Untuk menang dalam perjuangan itu harus memiliki kekuatan besar. Dan untuk memiliki kekuatan yang besar, selain itu, harus bisa bersatu dan mempersatukan. Bersatu dalam aspirasi, bersatu dalam bahasa dan bersatu dalam kehidupan realitas.
Penguasaan kaidah-kaidah tata bahasa hanya melalui pola-pola kalimat orang dewasa. Pola-pola ini terbatas, sedangkan kosa kata tidak dapat dibatasi. Kosa kata harus terus-menerus diperbanyak dan diperluas. Pertama-tama sesuai dengan tuntunan usia yang semakin dewasa yang mengetahui semua hal. Kedua, sesuai dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat yang selalu menciptakan kata-kata baru. Untuk mempermudah berkomunikasi dengan masyarakat lain, setiap orang perlu memperluas kosa katanya, dan perlu mengetahui sebanyak-banyaknya perbendaharaan kata dalam bahasanya.
B. PERMASALAHAN
1. Bagaimana Penggunaan bahasa Indonesia saat ini bisa dikatakan sakit ?
2. Apa yang menyebabkan bahasa Indonesia sulit digunakan ?
3. Kenapa bahasa Indonesia tidak dikatagorikan sebagai bahasa dunia ?
4. Siapa yang membuat bahasa Indonesia menjadi sulit ?


BAB II
PEMBAHASAN MASALAH


1. Pada saat ini bahasa Indonesia dianggap kalah karena semakin banyak orang menggunakan kata-kata bahasa Inggris dalam ujarannya ketimbang kata-kata bahasa Indonesia. Orang dengan mudah mengganti kata-kata bahasa Indonesia yang sudah cukup jelas maknanya dengan kata-kata asing, atau malas mencari padanan kata asing yang belum ditemukan dalam bahasa Indonesia dan bahasa daerah.
Para pengamat khawatir bahasa Indonesia semakin tercemar dan tidak dihormati lagi. Kalau keadaan ini berlanjut, mungkin suatu saat nanti kita akan berbicara dalam bahasa Inggris dengan hiasan beberapa kata Indonesia, seperti I have to go to the mall sayang, do you want to titip anything ? yes, please get me the imported wine that really enak ? kita akan berlaku seperti kaum ekspatriat yang hanya tahu segelintir kata-kata Indonesia, tetapi ingin memamerkan kecintaannya terhadap Indonesia dengan cara yang termudah. Sebagai contoh jika kita lihat acara di TV swasta, apakah itu telenovela yang menjual mimpi dan sinetron Melayu yang selalu mencontek, kita selalu mendengar bahasa Indonesia yang tidak mendidik, misalnya penggunaan kata “kita”. Mereka selalu menyebut kata “kita” dimana sebenarnya kata “kami” adalah pilihan yang benar.
2. Bahasa Indonesia tidak dapat digunakan oleh orang luar Negara Indonesia atau di dunia Internasional karena dalam bahasa Indonesia satu kata memiliki banyak makna. Bahkan dalam sehari makna bahasa Indonesia dapat berubah maupun bertambah. Tidak sedikit diantara kalangan yang berpengaruh, orang lebih luas kosa kata asingnya dari pada kosa kata Indonesia yang dipelajari sebagai bahasa kedua, ketiga, atau keempat dalam hidupnya. Ini hanyalah kenyataan sejarah, tetapi yang disalahkannya ialah bahasa Indonesia yang belum “dewasa”. Maka bahasa Indonesia yang dihasilkannya kadang-kadang hanya dapat dipahami jika diterjemahkan kembali ke bahasa asing yang bersangkutan. Bentuk baru seperti dalam mana, atas mana, untuk mana, kepada siapa, dengan siapa, baru jelas maknanya jika tahu artinya sebagai terjemahan kata waari, waarop, waarvor, annwie, wet wie dalam bahasa Belanda.
Marilah kita sekarang meninjau masalah pungutan dalam bahasa kita dari sudut bentuknya. Kata asing yang sering kita baca dan kita pergunakan menjalani proses penyerapan sebagai warga baru dalam lingkungan bahasa Indonesia yang modern.
3. Alasannya karena penggunaannya di dalam masyarakat Indonesia dianggap tidak seberapa. Karena keluarga Indonesia umunya menggunakan bahasa daerah di rumahnya masing-masing. Dengan pertimbangan itu yang dimasukkan sebagai bahasa dunia (dari Indonesia) adalah bahasa Jawa. Sungguh mati, ini membuat kami betul-betul tercengang. Tetapi pertimbangan yang dikemukakan oleh penyusun buku ensi itu harus diakui cukup beralasan. Meskipun kami ingat, selama kami belajar dari Sekolah Dasar, Menengah Pertama dan Sekolah Menengah atas, sebelas tahun lamanya yang kami pergunakan adalah BAHASA INDONESIA. Jadi, kami pikir bahasa Indonesia itulah bahasa Bangsa Indonesia. Maka seharusnya masuk dalam ensiklopedia bahasa-bahasa dunia. Tetapi tidak, bahasa Indonesia tidak dianggap bahasa dunia, itulah pendapat mereka. Biar saja! Yang dianggap bahasa dunia adalah BAHASA JAWA. Karena jumlah yang digunakan bahasa Jawa di Indonesia adalah jumlah mayoritas Bangsa Indonesia.
4. Hasil dari pengamatan yang menyebabkan bahasa Indonesia sakit adalah para remaja.


DAFTAR PUSTAKA
WWW.Groups.Google.co.id


WWW.Warta.unair.ac.id/artikel/index

Tidak ada komentar:

Posting Komentar